5 things I love the most

2 comments
1. Pantai

2. Hujan

3. Pelangi

4. Kupu-kupu

5. Kamu

6. Pantai

Udah, cuma mau bilang saya suka itu semua, gitu aja.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Dear Mars...

2 comments
Hai Mars...
Dimana kamu sekarang? Ada yang bilang kamu mungkin tertahan janubi, iyakah? Aku fikir kamu mungkin masih melenguh pada Saturnus, atau Pluto, sebelum kembali pada keharusan yang aku. Lalu kamu akan dicandu kecup, juga porosku, sampai habis masa. 

Mars...
Bisakah kamu cepat  berdiam di jiwaku sini?   Berikan aku rindumu, sodorkan sedikit malammu di sisi  kananku lalu kemudian kusuguhkan semestaku,akan. 

Tertanda
-Venus-


inspired by tweets with  @celotehandri
hanya Venus!

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Valentine (February, 14th 2010)

0 comments
Kita tidak pernah merayakan Hari Kasih Sayang bersama. Tentu saja tidak. Aku hanya kamu temui secara sembunyi-sembunyi. Lupakan makan malam romantis dan menghabiskan seharian itu berdua saja. Tidak, tentu kamu akan memilih untuk berada di sisi perempuan itu. Aku memang selalu menjadi prioritas kedua.

Ada saat-saat dalam hidupku ketika aku meyakini bahwa ini hanya sementara. Bahwa aku tidak akan selamanya menjadi yang kedua. Bahwa kamu, suatu hari, akan memutuskan untuk memilihku dan menjadikanku satu-satunya. Ada masanya ketika aku meyakini bahwa menjadi prioritas kedua adalah sesuatu yang harus kuterima dengan lapang dada. Ini demi kamu. Demi kita. Yang perlu kulakukan hanya bersabar dan tetap berada di sisimu.

Tetapi tahun demi tahun berlalu, dan aku tidak lagi mempercayai hal-hal yang dahulu kuyakini sepenuh hati. Kesendirian atau kebersamaan tidak menggangguku. Tetapi kenyataan bahwa aku tak pernah tahu apakah sesungguhnya aku sendiri atau bersamamu adalah sebuah kutukan yang menghantui hari-hariku. Ketidaktahuan apakah aku adalah milikmu atau apakah kamu adalah milikku, menjadikan dunia buram di mataku. Aku terantuk, tersandung, terjatuh, tanpa pernah tahu di mana aku sesungguhnya berada: di relung atau palung hatimu?

Dan waktu berjalan. Ribuan hari terlewati. Kemudian di penghujung malam, aku hanya punya kenangan. Kenangan yang sudah usang, sehingga begitu rapuh untuk disentuh. Jika aku mencoba merabanya, semua hanya akan meluruh menjadi serpih-serpih yang tak akan lagi bisa kusulam utuh.

Aku bosan dengan mendung di langitku. Aku menginginkan matahari. Aku kedinginan karena hujan, dan mengharapkan musim panas. Aku tak lagi nyaman dengan langit yang melulu ungu dan kelabu. Aku ingin harum manis merah jambu dan balon-balon berwarna lucu. Menangis tidak lagi romantis. Aku ingin berbagi tawa dan tersenyum kepada dunia.

Jadi, ijinkan aku untuk jatuh cinta dengan yang lain selain kamu.

Dengan seseorang yang akan membuatku tertawa, bukan menitikkan air mata. Dengan seseorang yang akan menggenggam tanganku dan berkata bahwa ia menginginkanku kepada dunia, bukan menyembunyikannya. Dengan seseorang yang akan berbisik di telingaku bahwa aku adalah satu-satunya, dan sungguh-sungguh memaksudkannya.

Mungkin, bersamamu, aku sudah lupa apa artinya cinta. Kamu terlanjur membuatku percaya bahwa cinta adalah penerimaan diri ketika dijadikan orang ketiga. Dan aku bodoh karena meyakininya. Hari ini, aku menyadari betapa aku sudah terlalu lama menyakiti diriku sendiri; demi kita. Kita yang mungkin bagimu tidak pernah ada.

Aku juga ingin berbahagia.

Seperti kamu, dan dia.

Dan jika bahagia berarti melepasmu; jika itu berarti melewati hari-hariku tanpamu, tak mengapa. Karena yang kuinginkan saat ini adalah melindungi jiwaku, dan memastikan bahwa hatiku masih punya kapasitas yang cukup untuk mencinta.



(this story is a copas from here)

Teruntuk "Abisara"
Jika kau sempat membaca hatiku

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

is missing

0 comments
Merindukanmu...
sama seperti menanti hujan di musim kemarau...


here, missing you..


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

For You, Cancer...

3 comments
Hi, Cancer...
I can't believe I still want you...
Setelah tahun-tahun yang kita lewati percuma. Masih dengan riak dalam setiap percakapan kita. Setelah puluhan bulan yang terlewati sia-sia (bagiku) dengan menutupi segala cinta yang tak pernah gersang, yang selalu kusirami dengan air mata jika hujan tak datang.  Yang kutelan pahitnya saat merindukanmu, dan kusesap sendiri manisnya saat akhirnya tertawa bersamamu. Atau yang kurasa sesak saat sosokmu berdiri disamping cinta lain, tak menoleh padaku. After all these times, I can't believe I still want you.... I miss you, Cancer...

Hi, Cancer...
Tidak pernah kau tau, seandainya koran, aku telah membeli kabarmu setiap hari. Aku selalu tau saat kamu memenangkan piala itu. Juga selempang hitam bergaris keperakan itu. Saat kamu tersenyum lebar dengan buket bunga di lenganmu. Taukah kamu, betapa aku ingin berada disana, disampingmu. Dan meskipun puluhan musim terlewati tanpa saling bertemu. Taukah kamu, betapa aku masih merasakan debaran yang sama. Dentum ajaib dalam jantung yang sama, seperti tahun-tahun yang sempat kita lewati tanpa memaknai hadir masing-masing. Aku selalu merindukanmu. Selalu. Dan tak pernah kukatakan.

Cancer...


Masihkah kau mengingat tawa kita?
Contekan kertas kenaikan tingkat kita di ruang kecil sana?
Motor yang pertama kali kukendarai, yang disela-selanya kau sembunyikan lingkaran kecil bermata Fusia untuk jariku? Atau Jaket putih yang kukirimkan untukmu? Juga kotak bintang darimu untukku? Dan Jam berpasir merah biru untuk pulpenmu berdiam?
Masih ingatkah kau tentang... malam kita...?


Semoga kau mengingatnya, Cancer. Karna aku tidak akan bisa menahan memorimu hingga di malam perjamuan kita saja. Aku harap kau menyimpan malam yang bagiku telah menjadi kisah indah kita. Karna dengan begitu, kau akan selalu ingat, bahwa aku sempat mencintaimu. Masih mencintaimu. Meskipun mungkin tak akan pernah bisa kubisikkan lagi dekat di telingamu. I just held it in.

Dan semoga kau maknai lagu ini, Cancer. Untukmu, always.....



I miss those blue eyes, how you kiss me at night
I miss the way we sleep
Like there's no sunrise, like the taste of your smile
I miss the way we breathe


But I never told you what I should have said
No, I never told you, I just held it in


And now I miss everything about you
(Still you're gone)
I can't believe it, I still want you
(And I'm loving you, I never should've walked away)
After all the things we've been through
(I know it's never gonna come again)
I miss everything about you, without you

I see your blue eyes everytime I close mine
You make it hard to see
Where I belong to, when I'm not around you
It's like I'm not with me


Part of Room 4
I jus can't believe
April, 2012, beginning

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Oasis (?)

0 comments
Aku nyaris melupakan namanya. Entah karna dia yang dulu kelewat pendiam, atau memang aku yang tak sempat jauh mengenalnya. Beberapa bulan kemarin dia muncul di balik punggung seorang pria sahabatnya, menghampiriku. Seingatku dlu dia tidak sebegini berani mengangkat dagunya, melayangkan tatapan tajam, angkuh. Kata-kata yang terproduksi dari bibir mungilnya selalu singkat, datar, straight to the point. Apa dia selalu jauh dari basa basi seperti ini? Yah...mungkin memang aku yang belum sempat memahaminya. 

Entah apa penyebabnya, keangkuhan dan tuturnya yang tajam kemudian menjadi magnet tersendiri bagiku. Membuatku mengalahkan jalanan gelap didepan sana untuk sekedar menjemputnya, menikmati padang bintang di tepi pantai. Di kota dimana aku lahir ini, dari sekian banyak manusia berjenis kelamin wanita, mengapa hanya dia yang kupilih untuk menemani malamku? Aku juga tidak begitu memahami pilihan ini. Tapi berada di dekatnya, aku merasa nyaman. That's it.

Pernah suatu waktu aku katakan padanya betapa sesungguhnya dia mengagumkan. Juga betapa pria-pria itu akan merasakan kedengkian terhadapku yang lamat-lamat memonopoli waktunya. Dia hanya tertawa. Tawa yang begitu khas, begitu hidup, begitu ingin kumonopoli lagi. 

Ah...andai saja aku belum memiliki gadisku.....

Ada hari dimana aku harus melangkah pergi lagi dari kota ini sebelum akhirnya kembali lagi secara berkala menengok orang tuaku. Tapi kemarin, serasa ada pemberat puluhan ton yang mengikat di kakiku. 

Tangisannya.

Entah apa yang sebelumnya merasuki jari-jariku hingga begitu saja menekan tombol-tombol mencari namanya di phonebook malam itu, dan kemudian mendengar tangisannya setelah beberapa kali nada panggil. Damn! Aku tidak pernah suka mendengar isakan tersayat. Aku rasa pria manapun juga seperti itu. Tapi ini, wanita yang mengangkat tinggi dagunya dengan angkuh, kini menangis. Untukku kah? Atau untuk kesalahannya? Untuk sakit hatinya? Untuk apa? Apa karena sebuah ciuman yang sempat kusinggahkan di bibirnya? Apa? Apa? Aku masih terus mencerna...

Brengsek!
Aku merasa tolol membuatnya menangis. Walau dia tidak mengucap sepatah katapun, kuputuskan saja sendiri, ini karnaku. Pasti. karna minggu-minggu yang kami lewati bersama melebihi takaran yang seharusnya. Karena begitu banyak pengharapan yang kutawarkan, yang kusodorkan dengan manis dihadapannya, yang tidak akan mampu kujadikan nyata. 

Ah...andai saja aku masih tidak memiliki gadisku.....

*** *** *** *** ***

"Nanti aku sms lagi ya, agak malem mungkin...
tunggu aja..
don't call me before I do..okay..."

Fuck!
Sejak kapan aku menjadi sebrengsek ini? Apakah mengenalnya telah menjadikan padaku sosok yang sebejat ini? Entahlah...aku hanya mengikuti naluriku sebagai pria yang menemukan jiwa yang begitu indah dalam penjelmaan seorang wanita. Menikmati dahaga batinku yang kini terlegakan, menemukan oasis pada dirinya. Bukannya aku tidak terpuaskan dengan keberadaan oasis-ku sebelumnya. Tapi...oasis kali ini memiliki sensasi berbeda. Sensasi yang memabukkan, yang membuatku addicted. Sebegitu addicting-nya hingga membuatku tak ingin melepasnya, meskipun itu berarti menyakitinya. Membuatnya menjadi wanita yang kucintai ketika aku sedang tidak bersama oasis lain, jika tidak ingin kusebut simpanan.


"Abisara"
Menemukanmu
Oktober, 2010

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO