Hal-hal Yang Tak Sempat Kusampaikan

18 comments
Kau mungkin tak peduli pada apa yang kusuka. Yang kau tahu hanya tiba-tiba meneleponku dan berkata "Aku di depan, keluar, gih." kemudian aku akan terburu-buru mengganti kaus belelku, menukarnya dengan baju yang baru kusterika. 

Biasanya kau akan protes, "Lama banget, sih." Dan aku hanya akan tersenyum, mengusap kepalamu dan meminta maaf karena membuatmu menunggu. 

Kau mungkin tak peduli pada apa yang kusuka. Yang kau tahu, ayam goreng di seberang jalan mampu membuatku kenyang sekaligus senang dalam waktu yang bersamaan. Ketika kau lebih dulu menyelesaikan ritual makanmu, kau akan berkomentar tentang sambalnya sedangkan aku akan mendengarkanmu sambil sesekali mengusap dahimu yang berkeringat. 

Aku tak pernah tahu apa kau sempat mengira-ngira, apalagi yang kusuka selain ayam goreng dan bermalas-malasan di kamarku. Tapi, biar kuberi tahu kau, aku suka diam-diam membayangkan kau berdiri di depan kamarku lalu tiba-tiba memelukku sedetik setelah aku membuka pintu. Aku juga suka diam-diam menuliskan namamu dalam buku catatanku, atau sesekali memeluk boneka pemberianmu, mencoba mencari apakah wangi parfummu tertinggal di sana. 

Kau mungkin tak peduli pada apa yang kusuka, tapi menyenangkan bagiku mendapatimu membawa sebatang cokelat untukku. Bukan cokelat mahal, bukan cokelat favoritku, bukan juga cokelat dengan kacang mede di dalamnya. Mungkin satu hal yang lupa kusampaikan padamu, aku lebih suka kacang mede dibanding almond.

Ketika aku akhirnya menyobek kertas pembungkusnya, aku mengingatmu. Kau mungkin tak peduli pada apa saja yang kusuka, tapi aku yakin kau masih ingat tentangku yang suka menulis tentangmu. Ya, aku suka menulis tentangmu. Maka, meskipun cokelat ini bukan cokelat dengan kacang mede, aku tetap mengunyahnya, sambil mengingatmu, dan menulis ini. 



Jatipadang, 26 Agustus 2013

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Melihatmu Melihatku

8 comments
Jika aku punya sebuah gudang yang penuh berisi uang,
boleh aku membeli tatap di matamu?
Agar aku bisa melihatmu melihatku, tanpa perlu bertanya
"Apakah kau menginginkanku?"

Jika aku punya segudang uang, berlembar-lembar
sampai tak habis kau hitung,
bolehkah aku membeli pelukanmu?
Juga kecupmu di keningku,
desahmu di telingaku,
atau langkahmu menujuku.

Jika aku punya...
bolehkah aku membeli potongan kecil dari hatimu
untuk hatiku?





sebuah monolog, 
Salihara, 4 Juli 2013

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO