Kepadamu yang kujatuhi rindu,
Saya menulis surat ini bukan karena ini tanggal
14 Februari. Bukan juga karena kamu baru menelepon saya dan membuat saya
tersenyum tanpa henti setelah mendengar suaramu—seperti pertama kali kamu menelepon saya dan mengatakan hal-hal yang membuat saya tertawa. Saya hanya ingin menulis, dan
entahlah, saya hanya ingin kamu membaca tulisan saya—setelah berbulan-bulan
saya absen menulis untukmu.
Kamu tahu, saya menulis ini di meja kantor saya—meja
kantor yang baru juga ruangan baru. Mungkin kamu belum tahu, sejak Senin lalu,
saya punya ruangan baru. Saya selalu bersemangat sekaligus sedih ketika itu
menyangkut hal baru. Bersemangat karena saya bisa punya sesuatu yang sebelumnya
tidak saya punya—dalam hal ini, kursi dengan sandaran yang lebar lengkap dengan
lengannya, juga meja yang lebar, hanya untuk saya. Tetapi saya juga sedih
karena harus meninggalkan meja dan kursi saya yang lama—saya sudah terlalu
nyaman duduk di sana.
Saya menulis ini sambil mengingatmu. Bahwa kamu
sempat jadi sesuatu yang baru untuk saya, berbulan-bulan lalu. Dan sampai sekarang,
kamu tetap menjadi sesuatu yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Puisi-puisimu,
cangkir kopi, banyak cerita tentang makanan, pertandingan sepak bola
kesukaanmu, sampai wangi parfummu yang melekat pada boneka pemberianmu, adalah sedikit
contoh dari banyak hal baru yang saya lewati bersamamu.
Saya menulis ini sambil tersenyum dan
membayangkan raut wajahmu. Saya ingin memastikan bahwa kamu adalah sesuatu yang baru yang tidak akan
membuat saya sedih karena harus meninggalkan sesuatu yang lama. Kamu harus tahu, bersamamu, saya tidak merasa
menyesal meninggalkan segala yang kini sudah ada di belakang saya.
Seperti meja kerja saya yang sekarang, saya tidak
tahu saya akan duduk berapa lama di sini. Setahun? Dua puluh bulan? Atau hanya
beberapa hari? Yang saya tahu, saya harus selalu merasa nyaman dengan apa yang
saya tinggali. Saya tidak tahu saya akan bisa menemanimu untuk berapa lama. Tapi,
seperti hatimu, saya akan selalu nyaman untuk tinggal lama di sana.
PS : Akhirnya saya tahu mengapa saya menulis
ini. Karena saya merindukanmu, dan menulis selalu mengobati rindu saya padamu.
Salam hangat,
Riesna
Jeruk Purut
14 Februari 2014
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO