Kuharap itu kamu..
Yang menitipkan rindu pada tetes-tetes air
Yang jatuh dari langit
Biar aku kuyup, berhujan-hujan di bawahnya
Mungkin itu kamu..
Yang puisinya tertulis di atas lembar-lembar daun mahoni
Yang satu per satu gugur
Di sepanjang jalan pulangku menuju rumah
Hatimu...
Semoga itu kamu..
Yang setianya seperti ombak pada pantai
Biar aku berenang-renang di lautnya
Sampai tenggelam, sampai habis napasku
Kuharap itu kamu, Sayang..
Yang mengetuk pintu rumahku
Dan berdiri di depannya
Menjemputku...
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
SEO
Posted in
Ini Buat Kamu
Bersamamu mungkin bukan tentang jari-jarimu yang mengait di sela jari-jariku. Bersamamu mungkin bukan tentang lutut-lutut kita yang bersenggolan ketika menikmati senja dari teras rumah. Mungkin bukan juga tentang kepalaku yang bersandar manja di bahumu, sambil dalam-dalam menghirup aroma parfum dari tubuhmu.
Bersamamu tidak selalu tentang tubuhku yang melesak dalam pelukanmu, dan kamu yg mencium keningku. Tidak selalu tentang aku yang melihatmu tertidur karena kelelahan, atau mataku yang mengekor pada garis-garis wajahmu. Bersamamu tidak selalu berarti tuntutan bagi jemariku untuk menyusuri setiap helai rambutmu, mengusap dahimu juga pipi dan dagumu setiap saat. Tidak juga tentang keharusan berbisik tepat di telingamu, "Aku menyayangimu..."
Bagiku, bersamamu saat ini adalah tentang tertawa mendengar leluconmu. Membacakan berlembar-lembar puisi untukmu, tentang rindu, jarak, atau mimpi. Bagiku, kebersamaan denganmu adalah ketika aku mendengarmu bersenandung, mengeluh, tertawa bahkan menggerutu. Dan aku masih tetap mendengarkan, dalam diam, dengan senyum yang tak bisa kamu lihat.
Tapi, Sayang... bersamamu kadang juga berarti ketakutanku akan ketidakmampuan menemanimu. Kekhawatiran akan betapa lemahnya aku yang tak bisa segera menjangkaumu sebelum yang lain melakukannya. Ya... bersamamu kadang bisa diartikan; keinginan untuk memonopolimu, hatimu.
Bersamamu adalah doa-doa yang yang kutulis di ujung jemari, yang kuangkat setelah sujudku sambil menyebut namamu. Aku yang bersamamu adalah banyak sekali puisi tentang kita dan cerita tanpa kata usai.
Bersama kamu, Sayang... adalah kita yang tak pernah lelah menanam rindu.
Ditulis pada tanggal cantik
Banyuwangi, 10-11-12
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
SEO
Posted in
Ini Buat Kamu,
Uncategorized