Antonim

"Kamu selalu tenang, dan selalu menenangkan.”

Ucapanmu itu membuat saya tersenyum.

Saya pikir saya tidak setenang itu. Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya adalah orang yang mudah panik. Saya adalah orang yang akan menjerit saat ponsel saya jatuh, dan kebingungan ketika saya tidak bisa menemukan kunci kamar saya. Saya juga mudah khawatir saat saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saya sesuai tenggat waktu.

Saya bukan orang yang tenang. Saya mudah menangis bahkan ketika menonton film animasi tentang robot masa depan, dan cemas ketika melihat adegan pembunuhan. Dalam satu jam, saya bisa puluhan kali mengecek ponsel saya saat kamu tidak muncul untuk sekadar menyapa saya. Saya bahkan selalu merasa ada yang salah saat kamu membalas pesan saya hanya dengan satu-dua kata yang singkat.

Saya tidak setenang yang kamu kira.

Ketika kita merencakan sebuah pertemuan, saya akan kembali tidak tenang. Saya akan sibuk memikirkan baju apa harus saya kenakan atau tas mana yang harus saya pakai. Saya akan berkali-kali memastikan bahwa jadwal saya tidak berubah dan baterai ponsel saya harus selalu penuh. Saya akan memikirkan bagaimana sebaiknya riasan saya, apa yang harus saya bawa untukmu, dan masih banyak yang lainnya.

“Kalau aku ikut panik, nanti yang nenangin kamu siapa?” Saya tersenyum. “Hubungan itu, kan, harus seimbang. Ada yang ragu, ada yang ngeyakinin. Ada yang suka cerita, ada yang jadi pendengar. Ada yang gampang panik, ada yang tenang.”

“Hehehe, iya,” jawabmu. “Ada yang suka remang, ada yang suka terang. Ada yang hobi banget sepakbola, ada yang bahkan nggak suka olahraga. Ada yang doyan kecap, ada yang suka cabe.”

Saya mengangguk. Saya tahu, kamu dan saya adalah dua orang yang bertolak belakang. Kamu dan saya adalah dua orang yang mungkin tidak akan bisa selalu sependapat, tapi masih selalu berusaha untuk berharap dan percaya satu sama lain.

“Makasih udah mau dengar semua ceritaku dan membuatku tenang,” katamu.

Lagi-lagi saya tersenyum.

Sungguh, saya tidak setenang itu. Saya tidak pernah setenang itu.

Satu-satunya hal yang membuat saya tampak selalu tenang di hadapanmu adalahbahwa saya percaya kamu akan bisa mengatasi semua hal yang membuatmu cemas, dan bahwa kamu masih akan selalu ada untuk menemani saya.



Kemanggisan,  24 Juni 2015

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 Response to "Antonim"

Post a Comment