Retorikal

22 comments
Apa yang lebih setia
Selain ombak pada pantai?
Kau dan aku

Apa yang lebih mengadiksi
Selain rindu tanah pada tetes-tetes gerimis?
Kau dan aku

Apa yang lebih bersenyawa
Selain matahari dan cahaya?
Kau dan aku

Lalu, apa yang lebih ditakdirkan
Selain adanya kau dan aku?

Cinta




Bidakara, 31.1.13
dengan sebuket cinta  untuk
Putra dan Putri

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Biarkan Telingaku Mencium Bibirmu

9 comments
Ingatkan padaku tentang betapa kau mencintaiku
Sedetik setelah mendengarnya, aku akan tersenyum malu-malu
Mengerjap-kerjap manja ke arahmu, lalu memelukmu kuat-kuat
"Aku pun mencintaimu... Sangat mencintaimu..."

Ucapkan padaku berulang-ulang, bahwa kau merindukanku
Aku tak akan pernah bosan mendengarnya
Suaramu; morfin bagi telingaku, yang tak pernah gagal
mengumpan berlusin senyum pada tiap rebahku di malam hari
Ah... tak ada yang lebih kurindukan selainmu

Katakan sambil menggenggam jari-jari telanjangku
"Kau semestaku, segala-galaku..."
Dan biarkan telingaku menangkap setiap notasi
Dari suaramu yang paling mengadiksi
Menjadikannya candu hingga nanti, hingga masa dihabisi

Lalu... ingatkan sekali lagi padaku
Aku tuli dan kau bisu



Maka katakan yang sederhana
pada nama-nama luar biasa
sebelum kau tak bisa bicara dan tak ada yang mau mendengar

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Rencana Yang Tidak Selesai di Bulan Januari

21 comments
Besok, aku akan mengenakan kaus sederhana
Dengan rok sifon coklat susu
Sedangkan kau dengan kemeja putihmu
Dan sepatu kulit yang baru kau beli minggu lalu

Besok, kita akan membuang senja di bangku taman
Membeli semangkuk bubur kacang hijau hangat-hangat
Lalu kau akan mendengar; lamat-lamat
Ada suara kita yang ikut larut di dalamnya
Seperti denting sendok dan mangkuk yang bertumbuk
Yang terus berdenging meskipun sisa-sisa santan
Telah habis luruh di dalam ember cucian

Besok, aku akan menjadi tercantik yang sederhana untukmu
Kau akan menggenggam tanganku erat-erat
Menatap mataku lekat-lekat
Menjadi pria sederhana dengan senyum paling luar biasa
Dan sebelum petang dirampas malam
Kupastikan kamera sakumu akan menangkap banyak tawa kita
Membawa ingatan tentang senja dan semangkuk bubur kacang hijau
Hingga bermasa-masa 

Rencana kita sudah mencapai titik paripurna, bukan?

Tinggal satu perkara, Sayang...
Bagaimana jika nanti malam kita... mati?


Karena  terkadang kita lupa
bahwa manusia tidak hidup selamanya
Banyuwangi, 11-1-13

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO